(Maaf, agak panjang, tapi perlu agar hidup tidak stress)
Yang harus didahulukan dan diutamakan adalah fungsi, bukan merek, bukan model untuk pamer, inilah sejatinya makna hidup.
Nah kalau sudah sampai di tahapan ini, hidup akan nyaman dan damai. Misal; pasti tidak mau pake kerudung yang menggunung berlapis lapis melilit kepala dan leher bikin pegel, atau sepatu yang high heels yang bikin tergulir cidera kaki demi gaya, atau mobil bermerek puluhan milyar namun sempit ber cc besar dan suara menggeber, karena sadar bahwa itu hanyalah pamer dan tidak sehat.
Namun, jika masih di tahap pamer di atas fungsi, maka, hari hari nya akan beraroma stress, tegang, salah melulu, cemas, was was, apa lagi jarang Shalat berjamaah dan pelit bersedekah.
Bersyukurlah, niscaya hidup ini akan damai lagi tenteram.
Allah SWT berkali kali Menegaskan:
- QS Ibrahim, surah ke 14 , ayat 7, halaman 256;
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Ingatlah, ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sungguh jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan ni’matku kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari ni’mat-Ku, sungguh, siksa azab-Ku sangat amat keras”.
- QS Al Baqarah, surah ke 2, ayat 152, halaman 23 :
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka, ingatlah pada-Ku, Aku pun akan ingat padamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”.
- QS Al Qasas, surah ke 28, ayat 73, halaman 394:
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Berkat Rahmat Allah, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya pada siang hari, dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”.
TRUE STORY:
- Pernahkah melihat atau mengenal seseorang yang tetap sabar dan tenang saat mendapat musibah?
Dan sama tenangnya saat mendapat untung atau jabatan ?
Tetap tenang terkendali dan sabar saat difitnah, diejek dan dicaci, sebaliknya juga bersikap kalem saat disanjung?
Tetap santun dan rendah hati saat mendapat kekuasaan atau menjadi pimpinan, dan juga saat menjadi bawahan.
Bersikap biasa biasa saja ketika makan di restoran mewah, dan tidak pula segan makan di tenda warung di pinggir jalan.
Tidak pula angkuh dan berbangga bangga saat naik mobil mewah, dan tidak pula minder saat naik angkot, oject, bus umum atau bajaj.
Tidak pula rakus kemaruk, dan tidak menimbun saat diberi kesempatan kaya, dan tidak pula mengeluh saat jatuh miskin.
Menggunakan sandang-papan dan peralatan untuk dimanfaatkan FUNGSINYA bukan untuk dipamerkan MEREKNYA.
Mata sudah tidak silau, tidak tergoda dengan indahnya, kemasan, bungkus, casing dan pernak pernik assesoris, tetapi lebih mengutamakan makna HIDUP, dan arti KEHIDUPAN.
Dan berteman tanpa membedakan status sosial, gelar atau posisi. Orang-orang seperti inilah yang sudah “SELESAI DENGAN DIRINYA SENDIRI.”
Kakinya menapak Bumi menjalani realitas kehidupan, dan JIWANYA sudah berada di ‘Langit’. Ego atau ke ‘aku’ annya sudah ditundukkan.
Buat mereka, kehidupan di atas Bumi yang mereka jalani hanyalah sekedar peran senagai KHALIIFAH wakil Tuhan mengemban amanah dari Sang Khalik yang Maha Agung untuk meledtarikan dan menjaga Alam semesta sesuai Syaria’ah dan aturan Allah SWT.
POINTERS:
- Tampilan orang-orang seperti tersebut di atas, mungkin kurang seru atau kurang asik, dan tidak banyak orang-orang seperti itu.
- Carilah mereka, dan jadikan mereka teman sejati. Namun, jika tidak menemukan, maka jadilah seperti mereka.
- Hidup tidak mesti bebas sama sekali dari khilaf, salah, dosa dan msksiat:
وليس من شرط الناهي أن يكون سليماً عن معصية.
بل ينهى العصاة بعضهم بعضا
(إبن عطية رحمه الله)
“Bukan menjadi persyaratan bagi orang yang melarang berbuatan dosa dan kemungkaran atau maksiat, bahwa dia bebas dari melakukan maksiat, mungkar dan kesalahan.
Tetapi, para pendosa, hendaklah saling mengingatkan dan saling mencegah dari berbuat dosa dan maksiat”.
(Ibnu ‘Athiyyah Rahimahullah).
- Allah Nama dan Sifatnya sungguh Maha Indah, dan sangat Menyayangi hambanya yang punya sifat bersih, indah dan rapih:
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sungguh, Allah Maha indah dan mencintai keindahan”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Muslim dari Ibnu Mas’ûd RA).
Maka, berpenampilan meski tidak mahal dan fashion, namun wajib BERSIH, indah dan rapih, bukan pamer tapi demi kesehatan dan keindahan.
- Tirulah watak Jam dinding:
Dilihat orang atau tidak, ia tetap berdenting.
Dihargai orang atau tidak, ia tetap berputar.
Walau tak seorangpun mengucapkan terima kasih ia tetap bekerja setiap jam, setiap menit dan setiap detik.
Teruslah berbuat baik kepada sesama, meskipun perbuatan baik kita tidak dinilai dan diperhatikan oleh orang lain. Ibarat Jam Dinding yang terus bekerja, walaupun tak dilihat namun senantiasa memberi manfaat bagi orang banyak”. - Hafal dan amalkan Doa lengkap ini.
Minimal baca di pagi dan sore hari, terutama setiap usai Shalat;
اللهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي لِسَانِي نُورًا،
وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا،
وَمِنْ أَمَامِي نُورًا،
وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا،
وَمِنْ تَحْتِي نُورًا،
اللهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا
“Allaahummaj’al fii qolbii nuuran,
wa fii lisaanii nuuran, waj’al fii sam’ii nuuran, waj’al fii bashorii nuuran, waj’al min khalfii nuuran,
wa min amaamii nuuran, waj’al min fauqii nuuran,
wa min tahtii nuuran, Allaahumma a’thinii nuuran.
(“Yaa Allah, anugerahilah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku.
Yaa Allah, sinari dan terangilah jalan hidupku”).
Mari berdoa, agar Allah SWT menganugerahkan kita kemudahan dan kemampuan untuk selalu memperbanyak ibadah amal soleh, dan menjauhi yang haram.
Dan Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya pada Allah SWT.
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك .
Oleh:
Abdul Hamid Husain
Alumni:
-Gontor, Ponorogo.
-King Abdulaziz University, Jeddah, Saudi Arabia.
-Ummul Qura University, Makkah, Saudi Arabia.
Pengasuh; “Alhusniyah Islamic School”.
(PAUD, TK, SD, SMP, SMA, TPQ & MDTA).
Alfaatihah.
Aamiin
UTAMAKAN FUNGSI BUKAN TAMPILAN NYA
(Maaf, agak panjang, tapi perlu agar hidup tidak stress)
Yang harus didahulukan dan diutamakan adalah fungsi, bukan merek, bukan model untuk pamer, inilah sejatinya makna hidup.
Nah kalau sudah sampai di tahapan ini, hidup akan nyaman dan damai. Misal; pasti tidak mau pake kerudung yang menggunung berlapis lapis melilit kepala dan leher bikin pegel, atau sepatu yang high heels yang bikin tergulir cidera kaki demi gaya, atau mobil bermerek puluhan milyar namun sempit ber cc besar dan suara menggeber, karena sadar bahwa itu hanyalah pamer dan tidak sehat.
Namun, jika masih di tahap pamer di atas fungsi, maka, hari hari nya akan beraroma stress, tegang, salah melulu, cemas, was was, apa lagi jarang Shalat berjamaah dan pelit bersedekah.
Bersyukurlah, niscaya hidup ini akan damai lagi tenteram.
Allah SWT berkali kali Menegaskan:
- QS Ibrahim, surah ke 14 , ayat 7, halaman 256;
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Ingatlah, ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sungguh jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan ni’matku kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari ni’mat-Ku, sungguh, siksa azab-Ku sangat amat keras”.
- QS Al Baqarah, surah ke 2, ayat 152, halaman 23 :
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka, ingatlah pada-Ku, Aku pun akan ingat padamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”.
- QS Al Qasas, surah ke 28, ayat 73, halaman 394:
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Berkat Rahmat Allah, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya pada siang hari, dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”.
TRUE STORY:
- Pernahkah melihat atau mengenal seseorang yang tetap sabar dan tenang saat mendapat musibah?
Dan sama tenangnya saat mendapat untung atau jabatan ?
Tetap tenang terkendali dan sabar saat difitnah, diejek dan dicaci, sebaliknya juga bersikap kalem saat disanjung?
Tetap santun dan rendah hati saat mendapat kekuasaan atau menjadi pimpinan, dan juga saat menjadi bawahan.
Bersikap biasa biasa saja ketika makan di restoran mewah, dan tidak pula segan makan di tenda warung di pinggir jalan.
Tidak pula angkuh dan berbangga bangga saat naik mobil mewah, dan tidak pula minder saat naik angkot, oject, bus umum atau bajaj.
Tidak pula rakus kemaruk, dan tidak menimbun saat diberi kesempatan kaya, dan tidak pula mengeluh saat jatuh miskin.
Menggunakan sandang-papan dan peralatan untuk dimanfaatkan FUNGSINYA bukan untuk dipamerkan MEREKNYA.
Mata sudah tidak silau, tidak tergoda dengan indahnya, kemasan, bungkus, casing dan pernak pernik assesoris, tetapi lebih mengutamakan makna HIDUP, dan arti KEHIDUPAN.
Dan berteman tanpa membedakan status sosial, gelar atau posisi. Orang-orang seperti inilah yang sudah “SELESAI DENGAN DIRINYA SENDIRI.”
Kakinya menapak Bumi menjalani realitas kehidupan, dan JIWANYA sudah berada di ‘Langit’. Ego atau ke ‘aku’ annya sudah ditundukkan.
Buat mereka, kehidupan di atas Bumi yang mereka jalani hanyalah sekedar peran senagai KHALIIFAH wakil Tuhan mengemban amanah dari Sang Khalik yang Maha Agung untuk meledtarikan dan menjaga Alam semesta sesuai Syaria’ah dan aturan Allah SWT.
POINTERS:
- Tampilan orang-orang seperti tersebut di atas, mungkin kurang seru atau kurang asik, dan tidak banyak orang-orang seperti itu.
- Carilah mereka, dan jadikan mereka teman sejati. Namun, jika tidak menemukan, maka jadilah seperti mereka.
- Hidup tidak mesti bebas sama sekali dari khilaf, salah, dosa dan msksiat:
وليس من شرط الناهي أن يكون سليماً عن معصية.
بل ينهى العصاة بعضهم بعضا
(إبن عطية رحمه الله)
“Bukan menjadi persyaratan bagi orang yang melarang berbuatan dosa dan kemungkaran atau maksiat, bahwa dia bebas dari melakukan maksiat, mungkar dan kesalahan.
Tetapi, para pendosa, hendaklah saling mengingatkan dan saling mencegah dari berbuat dosa dan maksiat”.
(Ibnu ‘Athiyyah Rahimahullah).
- Allah Nama dan Sifatnya sungguh Maha Indah, dan sangat Menyayangi hambanya yang punya sifat bersih, indah dan rapih:
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sungguh, Allah Maha indah dan mencintai keindahan”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Muslim dari Ibnu Mas’ûd RA).
Maka, berpenampilan meski tidak mahal dan fashion, namun wajib BERSIH, indah dan rapih, bukan pamer tapi demi kesehatan dan keindahan.
- Tirulah watak Jam dinding:
Dilihat orang atau tidak, ia tetap berdenting.
Dihargai orang atau tidak, ia tetap berputar.
Walau tak seorangpun mengucapkan terima kasih ia tetap bekerja setiap jam, setiap menit dan setiap detik.
Teruslah berbuat baik kepada sesama, meskipun perbuatan baik kita tidak dinilai dan diperhatikan oleh orang lain. Ibarat Jam Dinding yang terus bekerja, walaupun tak dilihat namun senantiasa memberi manfaat bagi orang banyak”. - Hafal dan amalkan Doa lengkap ini.
Minimal baca di pagi dan sore hari, terutama setiap usai Shalat;
اللهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي لِسَانِي نُورًا،
وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا،
وَمِنْ أَمَامِي نُورًا،
وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا،
وَمِنْ تَحْتِي نُورًا،
اللهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا
“Allaahummaj’al fii qolbii nuuran,
wa fii lisaanii nuuran, waj’al fii sam’ii nuuran, waj’al fii bashorii nuuran, waj’al min khalfii nuuran,
wa min amaamii nuuran, waj’al min fauqii nuuran,
wa min tahtii nuuran, Allaahumma a’thinii nuuran.
(“Yaa Allah, anugerahilah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku.
Yaa Allah, sinari dan terangilah jalan hidupku”).
Mari berdoa, agar Allah SWT menganugerahkan kita kemudahan dan kemampuan untuk selalu memperbanyak ibadah amal soleh, dan menjauhi yang haram.
Dan Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya pada Allah SWT.
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك .
Oleh:
Abdul Hamid Husain
Alumni:
-Gontor, Ponorogo.
-King Abdulaziz University, Jeddah, Saudi Arabia.
-Ummul Qura University, Makkah, Saudi Arabia.
Pengasuh; “Alhusniyah Islamic School”.
(PAUD, TK, SD, SMP, SMA, TPQ & MDTA).
Alfaatihah.
Aamiin